PERKEMBANGAN TELEPON SELULER
A. Telepon
seluler
a.
Asal Mula
Pesawat
telepon seluler (Ponsel) adalah terminal telepon yang bisa dipindah-pindah.
Semula ia tersebut Handphone (Telepon genggam) di Indonesia sebenaranya
sudah diperkenalkan semenjak tahun 1979 oleh PT INTI (Industri
Telekomunikasi). Waktu itu telepon
seluler ini merupakan salah satu layanan jasa telepon yang disebut Sambungan
Telepon Bergerak (STB), yang masih bekerja pada jaringan bukan seluler.
Teknologi
STB itu hanya bertahan dipasar selama setengah dasa warsa, karena mulai
masuknya teknologi telepon seluler NMT-450 (Nordic Mobile Telephone)
tahun 1986 yang diperkenalkan oleh PT Rajasa Hazanah Perkasa milik Dali Taher.
Sukses NMT 450 memperkenalkan telepon seluler, mendorong investor lain untuk
memasuki lahan bisnis telepon seluler saat itu.
PT
Elektrindo Nusantara tahun 1990 mulai memperkenalkan jasa layanan telepon
selular yang menggunakan teknologi AMPS (Advanced Mobile Phone
System). Jaringan telepon seluler NTM 450 dan AMPS yang dioperasikan itu
menggunakan teknologi analog. AMPS ini ditetapkan oleh pemerintah sebagai STBS
(Sistem Telepon Bergerak Seluler) Nasional. Sistem analog AMPS ini konon
banyak digunakan di kawasana benua amerika utara, Australia dan Asia. Sedangkan
di negara-negara Eropa digunakan STBS yang berlain-lain seperti NMT 450, NMT
900 dan sebagainya. Karena perbedaan itu seluruh negara-negara Eropa mulai
membangun suatu sistem digital yang dikenal sebagai sistem GSM (Groupe
Spesiale Mobile), yang disepakati untuk digunakan diseluruh daratan Eropa. Namun
kemudian penggunaan GSM ini meluas sampai ke kawasan Asia, Afrika, Australia
dan Indonesia. Di negara kita sistem GSM mulai diperkenalkan pada 1993 dengan
sebutan Global System For Mobile Communication (Sistem komunikasi Bergerak Global), yang
disingkat juga dengan GSM.
b.
Penyelenggaran Telepon Seluler
Meskipun
pengguna telepon seluler ini di indonesia tidak banyak pemakai jasa telpon
bisasa, karena harganya cukup mahal, namun pertumbuhan pelangganganya makin
meningkat dari waktu ke waktu. Oleh sebab itu, para investor pun semakin banyak
yang ingin turut serta menanamkan modalnya di bidang pertelepon bergerak ini.
Pihak-pihak
yang menyelenggarakan sistem telepon seluler di Indonesia dewasa ini sudah
berjumlah delapan operator. Ke delapan operator telepon seluler terlihat pada
bagan berikut :
No
|
Nama Perusahaan
|
Jenis Teknologi
|
1
|
PT Mobil Sel (eks, PT Rajasa Hazanah Perkasa)
|
NMT-450
|
2
|
PT Metro Sel (eks, PT Centralindo Pancasakti)
|
AMPS
|
3
|
PT Telkomselindo
|
AMPS
|
4
|
PT Komselindo
|
AMPS
|
5
|
PT Satelindo
|
GSM
|
6
|
PT Telkomsel
|
GSM
|
7
|
PT Excell Komindo
|
GSM
|
8
|
PT Ratelindo
|
STLR*
|
c.
Telepon Seluler AMPS
Walaupun
kini sudah zaman digital, namun sistem analog tetap masih dipertahankan. Hal
ini terbukti dalam dunia telepon seluler yang menggunakan teknologi analog.
Menurut salah satu operator telepon seluler AMPS di Indonesia, sistem AMPS ini
memiliki beberapa kelebihana dibandingkan dengan sistem GSM. Sistem analog ini
masih mampu menangkap sinyal yang kurang sempurna, sehingga dimungkinkan lebih
luwes dalam melakukan percakapan. Dalam sistem ini setiap informasi disampaikan
tidak melalui frekuensi modulasi, tetapi melalui sel-sel yang ditangkap secara
analog.
Sistem
komunikasi seluler pertama kali dikembangkan di Amerika tahun 1980-an, dan baru
masuk Indonesia tahun 1985. Ia merupakan pelopor dalam telepon seluler yang
dikembangkan di Indonesia. Sistem ini pada gilirannya bisa diubah ke sistem
digital dengan mengunakan CDMA (Code Division Multi Access). Karena itu
ia dapat dikembangkan lagi tanpa harus mengganti semua perangkat yang sudah
ada, termasuk handset, di samping tidak menganggu peralatan elektronik lainnya
ketika ia sedang beroperasi.
Diindonesia,
jaringan AMPS dioperasikan secara terpisah oleh 4 perusahaan (Operator), yaitu
Komselindo, Telekomindo, Metrosel dan Mobilsel. Meskipun masing-masing operator
sudah memperoleh wilayah operasi tertentu, namun keempat operator tersebut
sudah menjalin kerjasama sehingga para pelanggan dapat dengan leluasa
menggunakan telepon selulernya diwilayah operasi operator lain. Wilayah-wilayah
cakupan masing-masing perusahaan terlihat dalam konfigurasi seperti bagan
dibawah ini:
No
|
Nama Perusahaan
|
Wilayah Operasi
|
1
|
PT Komselindo
|
·
Di Aceh
·
Sumatera Utara
·
Sumatera Barat
·
Jabodetabek
·
Jawa Barat
·
Sulawesi
|
2
|
PT Telekomindo
|
·
Sumatera Selatan
·
Lampung
·
Kalimantan
·
Bali
|
3
|
PT Metrosel
|
·
Jawa Tengah
·
Jawa Timur
·
Maluku
·
Irian Jaya
|
d.
Telepon Seluler GSM
Sesuai
dengan tuntutan permintaan terhadap daya jangkau komunikasi telepon seluler
yang lebih luas, keandalan suara percakapan serta keamanan dari penggandaan
penggunaan, maka setelah sistem AMPS, muncul sistem GSM (Global System for
Mobile Communication) yang menggunakan teknologi digital. Menurut Dedi
Junaedi dalam tulisannya mengenai Telepon Seluler dalam Republika 7
maret 1996 bahwa GSM semula menjadi standar telepon seluler di Eropa, kemudian
bersaing dengan standar jepang PDC ( Personal Digital Cellular) dan
Standar Amerika Utara (DAMP-Digital Advance Mobile Phone Celluler).Secara
teknisi, GSM merupakan bentuk komunikasi seluler yang muatan komunikasinya disampaikan secara digital,
bukan analog, melalui frekuensi gelombang radio atau gelombang mikro. Ia
berhubungan antar sesama melalui satu atau lebih stasiun pemancar/penerima.
Setiap stasiun bekerja untuk radius tertentu, umumnya 5-10 km.
Pada sistem GSM ini berlaku satu saluran untuk banyak pelanggan,
yang pada sistem analog satu saluran hanya untuk satu pengguna saja. Karena itu
kemampuan salur sistem GSM ini sangat besar. Kelebihan lain dari sistem digital
GSM ini adalah penerapan konsep minisel digital, yang memungkinkan terjadinya
penyampaian informasi (Handover) antar sel lebih sempurna dan cepat,
sehingga memungkinkan dilakukannya pengiriman jenis jasa lain (misalnya data,
dan sebagainya) melalui sistem ini.
Suatu hal yang perlu diketahui bahwa GSM hanya berfungsi bila
dioperasikan dalam area pelayanan BTS (Base Trans-ceiver Station)
-Stasiun induk pengirim dan Penerima) yang membawahi sejumlah pelanggan. Bila
tidak diwilayah cakupan BTS, Maka telepon seluler ini tidak dapat bekerja,
sehingga di layar akan tertulis No Services. Karena itu hidup matinya
amat ditentukan oleh kedekatannya dengan BTS dimaksud.
Telepon
seluler GSM di indonesia bekerja pada Frekuensi 890-960 MHZ lebar band (Bandwitdh)-nya
25 MHz. Dengan sampai frekuensi 200 kHz kepada para operator GSM di indonesia
(PT Satelindo, PT Telkomsel, dan PT Excel Komindo).
Dengan
adanya beberapa operator telepon seluler GSM akan terjadi persaingan, yang
masing-masing operator mengunjukkan kelebihan pelayanan yang diberikannya
kepada para pemakai. Persaingan ini juga telah membawa pengaruh pada menurunnya
harga pesawat, yang semula mencapai Rp 15-18 juta, dewasa ini calon pemakai
bisa mendapat sebuah pesawat telepon seluler dengan harga sekitar Rp 750.000.
Dengan
demikian, calon pemakai mempunyai banyak pilihan untuk menggunakan pesawat
merek apa, sepanjang pesawat itu masuk dalam daftar yang direkomendasikan oleh
para operator GSM. PT Satelindo misalnya Merekomendasikan 6 merek pesawat (
Alcatel, Motorola, Siemens, Ericson, Nokia dan Philips). Sedangkan PT
Telkomsel merekomendasikan 11 Merek Pesawat Telepon Seluler.
Salah
satu yang membedakan sistem GSM dengan AMPS adalah para pemakai telepon seluler
GSM perlu memiliki sejenis kartu (Card) SIM (Subscriber
Indentification Module – Module Indentifikasi Pelanggan) yang dikeluarkan
oleh masing-masing operator dengan biaya tambahan (diluar harga pesawat). PT
Satelindo misalnya telah mengeluarkan SIM card dengan nama Mentari, dan PT Telkomsel mengeluarkan SIM card bernama (Kartu halo) dan Simpati.
e.
Perkembangan telepon seluler
Telepon genggam atau telepon seluler (ponsel) atau handphone (HP)
adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar
yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa
ke mana-mana (portabel / mobile) dan tidak perlu disambungkan
dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel wireless).
Saat ini, Indonesia mempunyai dua jaringan telepon nirkabel yaitu sistem
GSM (Global System for Mobile Telecommunications) dan sistem
CDMA (Code Division Multiple Access). Badan yang mengatur
telekomunikasi seluler Indonesia adalah Asosiasi Telekomunikasi Seluler
Indonesia (ATSI).
Berdasarkan fungsinya,
telepon genggam dibagi menjadi empat jenis yaitu :
1. Telepon genggam bisnis
2. Telepon genggam hiburan
Komentar
Posting Komentar